SEORANG pria berperawakan 165 cm, berkulit sawo mateng, bercelana kolor nomer 14 dan berkaos Swan, semua serba putih kuning kecoklatan, dengan bingungnya memencet-mencet papan ketik. Setelah berdiri, dia menyeruput teh pahit yang nyaris tinggal ampas, lalu menggeremeng tak jelas, mengungkapkan kebingungannya tentang kalimat-kalimat yang sudah dan akan dia tuangkan ke dalam lembar postingan blog-nya. Setelah itu, dia menyiapkan jari telunjuk tangan kanan-kirinya yang kaku untuk memencet-mencet papan ketik kembali. Satu jam berlalu, tetapi tak ada kalimat tambahan yang dia tulis. Dia rasa rangkaian kata, frasa dan kalimat yang jumpalitan dalam otaknya terlalu hambar dan tawar. Akhirnya, dengan sedikit amarah dan banyak gelisah, dia pun menulis:
“Perkenalkan, nama saya Parto Sanjoyo …”
